Trisno - TrisnoMbolong

Minggu, 21 Oktober 2012

Sejarah vipassana graha

Sejarah vipassana graha

Pada tanggal 3 Oktober 1976 di Bandung didirikan sebuah Majelis Agama Buddha yang bernama Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia (MAPANBUDHI), Beberapa tahun berselang kemudian namanya diubah menjadi Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI). Umat Buddha Theravada di Bandung pada saat itu belum memiliki vihara, Sehingga tiap pertemuan dan kebaktian selalu berpindah-pindah, mula-mula di Jl. Kelenteng No 41 (Gedung Permaba), kemudian pindah ke Jl. Kebonjati No 130 dan selanjutnya pindah lagi ke Gg. Ijan No 8 Bandung.
Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya umat Buddha Theravada Bandung mendapat kunjungan seorang Bhikkhu bernama Bhante Phaophan dari thailand yang berkenan bervassa di Bandung. Karena di Bandung belum ada tempat yang memadai untuk vassa seorang Bhikkhu, maka beliau ditempatkan di pusat meditasi di Desa Cikahuripan, Lembang.
Selama Bhante Phaophan bervassa, beliau banyak membabarkan ajaran Dhamma kepada umat Buddha. Pada kesempatan itu, dikemukakan Bahwa umat Buddha Theravada di Bandung ingin memiliki vihara sendiri dan memohon kepada beliau agar bersedia membantu mewujudkan keinginan tersebut. Beliau sangat tergugah hatinya dan selama kurang lebih tiga bulan bersama umat Buddha Theravada Bandung mencari tempat yang sekiranya cocok untuk Dibangun sebuah vihara. Tetapi sampai berakhirnya massa vassa beliau, usaha untuk mendapatkan tempat yang cocok belum juga berhasil.
vipassana graha by Trisno - TrisnoMbolong


Pada masa vassa tahun 1986, untuk kedua kalinya umat Buddha Theravada Bandung kedatangan seorang Bhikkhu ahli meditasi yang bernama Bhante Thiva Abhakaro dari Thailand. Selama bervassa di Bandung, beliau banyak memberi pelajaran tentang meditasi yang benar.
Pada kesempatan tersebut, dikemukakan kembali keinginan untuk memiliki vihara dan beliau sangat mendukung dan bersama-sama selama kurang lebih tiga bulan mencari tempat yang cocok untuk membangun vihara, tetapi sampai berakhirnya masa vassa beliau tempat yang diharapkan belum juga berhasil ditemukan.
Pada tahun 1987 untuk ketiga kalinya umat Buddha Theravada Bandung kedatangan seorang Bhikkhu dari Thailand. Beliau bernama Bhante Chaluai Sujivo Beberapa tahun yang sudah tinggal di Indonesia namun baru kali ini berkunjung untuk bervassa di Bandung. di pusat meditasi di Desa Cikahuripan. Beliau banyak bervassa dan membabarkan ajaran Dhamma dan sangat mendukung gagasan untuk mendirikan vihara sendiri.
Selain itu Bhante Sujivo memiliki pandangan Bahwa kota Bandung sangat tepat untuk mendirikan sebuah vihara. Hal ini disebabkan penilaian atas beberapa segi, yaitu:
  1. Bhante Sujivo ingin membantu para dhammaduta yang datang ke Bandung agar mendapatkan tempat yang layak selama masa vassanya.
  2. Merupakan kota bandung yang sangat potensial untuk pengembangan Buddha Dhamma, karena kota Ini merupakan salah satu pusat pendidikan di Indonesia yang banyak melahirkan kaum intelektual yang sangat berpotensi Jika dikembangkan.
  3. Memiliki stabilitas keamanan yang cukup baik, karena Militer Merupakan pusat pendidikan baik dalam dan luar negeri.
  4. Selain itu, kota ini memiliki sejarah Kaitan yang cukup kuat dengan Kerajaan Thailand. Pada masa pemerintahan Inggris, Raja Thailand yang Kelima pernah tinggal di kota ini, tepatnya di daerah Cipaganti, setelah mendapat izin dari Raja Yogyakarta.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut pada tanggal 13 Oktober 1987, dibentuklah Yayasan Bandung Sucinno Indonesia. Nama diambil dari nama Sucinno guru beliau yaitu Lungphu Wen Sucinno Almarhum. Yayasan ini mendapat bantuan dana dari thailand melalui delegasinya yang dipimpin oleh Kunjingpanklea Yongchaiyut seorang putri yang sebenarnya dari Indonesia dan juga Merupakan istri dari Perdana Menteri Thailand saat itu yaitu Chauvalit Yongchaiyut.



http://id.wikipedia.org/wiki/Vihara_Vipassana_Graha

dikutip tgl 22-10-2012 jam 09.30
by Trisno - TrisnoMbolong

0 komentar:

Posting Komentar